Jurnal Ramadhan 2024 Terbaru, Lihat Disini !

Ramadhan: Awalnya Peralihan. Tiap tahun, umat Muslim di penjuru dunia menyongsong bulan suci Ramadhan dengan hati yang penuh berharap. Ramadhan bukan hanya jadi bulan penuh karunia dan ampunan, tapi juga awalnya dari peralihan yang dalam di kehidupan mereka. Dalam situasi yang penuh kekhusyukan dan religiusitas ini, beberapa orang rasakan panggilan untuk mengoreksi diri mereka, tingkatkan jalinan dengan Allah, dan membenahi jalinan dengan sama-sama.

Ramadhan bukan sekedar mengendalikan diri dari minum dan makan dari keluar sampai terbenamnya matahari. Lebih dari itu, Ramadhan ialah waktu untuk mawas diri, refleksi, dan alih bentuk individu. Ini ialah waktu di mana umat Muslim berusaha lebih keras untuk membenahi jalinan mereka dengan Tuhan dan setiap orang.

Awalnya Ramadhan kerap kali dipandang seperti penyebab peralihan. Itu ialah peristiwa di mana pribadi mengawali perjalanan religius mereka dengan kemauan baru. Dalam situasi kesunyian malam, saat bulan sabit ada di langit, beberapa orang mulai berencana tujuan mereka untuk bulan Ramadhan ini. Mereka memiliki komitmen untuk tingkatkan beribadah mereka, membaca Al-Qur'an seringkali, berpuasa dengan penuh kesadaran, dan menyumbangkan ke yang memerlukan.

Tetapi, peralihan yang sebenarnya bukan hanya terjadi dalam kegiatan rutin beribadah, tapi juga dalam sikap setiap hari. Ramadhan mengajari kesabaran, pengaturan diri, dan welas asih. Dalam usaha untuk mengoreksi diri, beberapa orang memakai bulan ini sebagai peluang untuk merenungkan sikap mereka yang jelek dan coba menggantinya. Mereka mungkin coba mengontrol kemarahan mereka, tingkatkan toleran, atau membenahi jalinan yang rusak.

Disamping itu, Ramadhan adalah waktu yang pas untuk tingkatkan jalinan sosial. Banyak umat Muslim melangsungkan beragam aktivitas seperti buka puasa bersama, tarawih di mushola, dan beragam aktivitas amal. Ini bukan hanya perkuat ikatan antara komune, tapi juga membuat rasa persaudaraan yang kuat antara sama-sama umat Muslim.

Sepanjang bulan Ramadhan, terjadi peralihan dalam skema makan dan pola hidup. Beberapa orang lebih memerhatikan tipe makanan yang mereka konsumsi, memprioritaskan makanan yang sehat dan memiliki nutrisi. Mereka lebih waspada saat mengurus waktu mereka, mengutamakan beribadah dan waktu bersama keluarga dibanding aktivitas dunia yang duniawi.

Tapi yang terpenting, Ramadhan ialah waktu untuk dekatkan diri pada Allah. Dalam situasi yang penuh kerendahan hati, beberapa orang cari pengampunan dan berusaha untuk perkuat ikatan religius mereka dengan Tuhan. Mereka berdoa seringkali, meminta panduan, berkah, dan keampunan dari-Nya. Ramadhan mengajari keutamaan tawakal, keikhlasan, dan kepercayaan dalam kemampuan Allah.

Tetapi, peralihan yang diawali dalam Ramadhan jangan stop demikian saja sesudah bulan ini usai. Peralihan sejati ialah proses yang berkesinambungan, membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Sesudah Ramadhan usai, rintangan sebetulnya ialah menjaga semangat dan kemauan yang masih sama saat hadapi bujukan dan ujian setiap hari.

Dengan begitu, Ramadhan tidak cuma mengenai meredam lapar dan haus, tapi mengenai memperbaiki diri jadi individu yang lebih bagus secara religius, kepribadian, dan sosial. Ini ialah awalnya dari sebuah perjalanan yang panjang ke arah pembaruan diri dan dekatkan diri pada Allah. Ramadhan mengajari kita untuk hargai nikmat-nikmat yang diberi oleh-Nya, dan untuk berlaku lebih bagus pada setiap orang.

UNDUH LENGKAP DISINI

Seperti firman Allah dalam Al-Qur'an, "Wahai beberapa orang yang memiliki iman, diharuskan atas kamu berpuasa seperti diharuskan atas beberapa orang saat sebelum kamu supaya kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183). Dengan begitu, Ramadhan ialah awalnya dari peralihan yang dalam di kehidupan umat Muslim, yang pimpin mereka ke arah kehidupan lebih memiliki makna, bertakwa, dan penuh berkah.